Ketika Aku Menjadi Penulis
Setiap orang pasti punya kebahagiaan tersendiri. Bebas berekspresi dan membuat kreasi sesuai bidang dan minat yang mereka sukai. Biarlah orang lain hidup dengan kemauannya sendiri. Termasuk diri kita sendiri. Iya kan?
Lantas jika semua orang sudah diberikan kebebasan dan kreativitas masing-masing, mengapa masih saja ada orang yang iri,dengki,dongkol kepadaku. Apa salahku? tanyaku dalam hati.
Ahh, biarlah orang berkata apa. Aku tetap menjalankan aktivitasku dan pekerjaanku sesuai keinginan diriku.
Well, hidup itu pilihan bukan?
Menjadi penulis adalah salah satu jalan kebahagiaaku.Yang bisa membuatku tersenyum dan bangga menjadi diri sendiri meski tak mudah untuk melewatinya.
Banyak yang sudah mencibir dan merendahkan saya sebagai penulis. Ya, gapapa itu kan urusan dia. Tugasku hanya tetap konsisten menulis untuk kebermanfaatan sesama.
Banyak yang menilai bahwa saya nggak pantas menjadi penulis, nggak hoki, nggak ada profitnya, kuper menjadi kutu buku dan bla..bla..bla...
Biarlah, Itulah titik balik kesempatan saya untuk bisa membuktikan bahwa saya bisa tetap berkarya lewat jalan menulis.
Tujuan saya menjadi penulis diantaranya antara lain:
- Menjadi jalan dakwah
- Mengharap Ridho Ilahi untuk membatu jalan kesuksesan orang lain
- Sebagai amal jariyah untuk bekal Akhirat
- Menginspirasi pembaca
- Sebagai media terapi energi untuk kesehatan mental
- Melatih kesabaran dan kedisiplinan
- Sebagai peninggalan ( warisan ) berharga untuk keluarga
- Tambahan income
Dan masih banyak yang lainnya.
Tetapi dari kesekian tujuan saya menulis, satu hal yang membuat saya terharu adalah:
“Bisa mengubah kehidupan orang lain menjadi jauh lebih baik lewat wasilah tulisan saya.”
Subhanallah...
Itulah kebanggan tertinggi seorang penulis. Ketika saat memulai menulis artikel, banyak teman yang berkomentar dan nyinyir terhadap tulisan saya. Nggak tahu kenapa?
Saya lebih suka menulis tentang Non-fiksi motivasi dan pengembangan diri.Seolah saya adalah Motivator. Hehehe...
Padahal saya lebih suka disebut sebagai orang biasa yang punya karya. Udah gitu aja sih.
Karena kita hanya sesaat dalam hidup dan jika kita sudah tak jadi apa-apa, apakah kita masih dihormati?
So Simple!
Jadi, saya tetap terus menulis, menulis dan menulis tanpa harus pusingkan apa kata orang. Saya teringat apa kata Coach saya bilang:
" Tetaplah percaya diri dan jangan terlalu banyak mendengarkan apa kata orang. Itu sangat penting!".
Itulah yang masih terekam dalam mindset saya.
Saya yakin mungkin di awal, banyak orang yang tidak mendukung,nggak peduli, nggak masalah! Tetap melangkah. Dan ketika sukses pasti banyak orang yang mendukung.
Jika kita sedang dipuji kita bersemangat, tetapi jika sedang di kritik kita down. Itu lemah iman menurut saya.
Entah kita dipuji atau didiemin nggak masalah, jalan aja! Selagi halal dan legal wajib dijajal. Yang terpenting tujuan kita jelas.Semuanya kembali kepada diri kita sendiri kok! Masa depan kita ditentukan oleh tindakan kita hari ini.
So, tetap semangat menjalani hidup ini dengan pilihan dan apa kata hati kita. Percayalah akan tiba masanya kita akan menikmati kebahagiaan dari jerih payah kita selama ini.
Komentar
Posting Komentar