Ketika Hidup Sedang Berantakan

 


"Bahkan selama kesulitan terburuk ketika hal-hal lain dalam hidup kita tampaknya berantakan, kita masih dapat menemukan kedamaian dalam kasih sayang Allah."

Alhamdulillah, masih diberi kemudahan dalam berbagi tulisan.

Izinkan saya menceritakan tentang kisah pilu dari seorang anak akibat perceraian orang tuanya.

Semoga terinspirasi!

Realitanya keluarga memang harta yang paling berharga. Cinta yang paling tulus pun datangnya dari keluarga. Tidak ada yang bisa memberikan kasih sayang yang tak terhingga selain orang tua. 

Besarnya mengalahkan emosi jiwa dan saat itulah cinta sejati sesungguhnya terbentuk. Baginya hadiah terbesar dari Allah yang bermakna adalah sebuah keindahan, kebahagiaan dan keharmonisan sebuah keluarga. 

Tetapi apa jadinya jika keharmonisan itu tak pernah Ia rasakan. Itulah yang pernah dialami oleh seorang anak perempuan dari keluarga sederhana. Iya, menjadi seorang anak broken home setelah perceraian kedua orang tuanya.

Perkenalkan Renata namanya. Gadis kelahiran 2006 yang saat ini baru saja masuk SMA, di usia remaja nya Ia sudah harus merasakan bagaimana sakitnya merasakan perpisahan Ayah Ibunya.

Entah karena alasan apa orang tuanya bisa mengambil keputusan untuk bercerai. Menerima kenyataan bahwa orang tuanya telah resmi berpisah sangatlah berat untuk dirinya.

Ia terpaksa harus memilih salah satu di antaranya, bersama siapa dia akan tinggal.

Dan itu merupakan pilihan sulit untuk Renata, tapi sesulit apapun itu ia harus bisa mengambil keputusan. Keputusannya Ia memilih tinggal bersama sang ibu. 

Rasanya Renata memang tidak bisa jauh-jauh dari Ibunya. Baginya Ibu adalah segalanya, dirinya dan sang Ibu tidak akan bisa dipisahkan oleh apapun, kecuali kematian.

Tetapi, berpisah dari sang Ayah pun sangat berat dan menyakitkan untuknya. Ya bagaimana tidak, Ayah adalah cinta pertama untuk anak perempuannya. 

Bagi Renata Ayahnya adalah pahlawan dalam hidupnya. Malaikat pelindung untuknya, namun kali ini Ia bertanya-tanya apakah ayahnya masih bisa menjadi malaikat pelindung nya?

Sedangkan, Ia dan sang ayah saja tidak tinggal satu atap lagi. Bagaimana bisa ayah melindungi dirinya? Lantas siapa yang akan menjadi pelindung untuknya saat ini? Ya Ibu, tentu saja Ibu tapi apakah cukup. 

Bukankah seharusnya jika ada Ibu pasti ada sosok ayah. Karena mereka memang memiliki peran dan tanggung jawab nya masing-masing dalam sebuah keluarga. 

Sebagai orang tua mereka seharusnya saling melengkapi satu sama lain untuk membesarkan dan mendidik anak-anaknya. Bukan dengan lebih mementingkan egonya masing-masing.

Lalu, bagaimana jika mereka berpisah? Bagaimana dengan nasib anaknya?

Jika ditanya bagaimana perasaan Renata saat ini sudah pasti hatinya hancur sekali. Renata menjadi anak broken home. Di mana itu akan menjadi sesuatu hal yang akan terus membekas dalam hidupnya. Bahkan yang lebih mengerikan nya lagi itu akan menjadi trauma untuk dirinya.

Entah mengapa sampai saat ini Renata masih belum bisa menerima perceraian kedua orang tua nya. Dirinya masih terpuruk meratapi nasib menjadi anak broken home, yang sejujurnya tidak pernah Ia bayangkan sama sekali.

Dia selalu berdoa dalam sujudnya. “Ya Tuhan apakah keluarga ku masih punya harapan untuk bersatu kembali? Jika memang masih Aku mohon tolong persatukanlah kembali ayah dan ibu ku agar kami bisa seperti dulu lagi, menjadi sebuah keluarga yang utuh & bahagia. 

Rasanya Aku tidak sanggup jika harus terus menyaksikan kehancuran keluarga ku. Aku benar-benar tidak sanggup. Tolong kasihanilah Aku Tuhan, kasihanilah keluarganya ku. Aku mohon kabulkan doa ku.” sebuah doa yang selalu dirinya panjatkan kepada sang pencipta. 

Dia masih memiliki harapan besar untuk keutuhan keluarganya. Diandra sangat ingin agar Ibu dan Ayahnya bisa rujuk kembali. Ia merindukan suasana rumah yang hangat, lengkap dan penuh canda tawa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Banyak Hati Yang Harus di Jaga

Jangan Terlalu Disesali

Lupakan Sejenak Lelahmu